Filosofi Sandal Jepit dan Kesederhanaan Hidup
Apakah sahabat pembaca tahu dan pernah memakai sandal jepit? Admin yakin seluruh sahabat pembaca tahu. Tapi apakah sudah belajar dari filosofi sandal jepit? Sebuah filosofi yang mengajarkan arti sebuah kesederhanaan hidup dan tingginya rasa gengsi yang membuat hidup menjadi rumit.
Ya, sandal jepit. Kita yang memakai sandal jepit sering dibilang “orang yang sederhana” atau dibilang “orang kampungan”. Bagi orang yang memilki gengsi tinggi tentu akan merasa direndahkan dengan kata-kata itu. Dan selanjutnya yang terjadi adalah membeli sandal dengan harga yang fantastis dengan harga berkali-kali lipat.
Baca juga : Hidup Adalah Perjuangan!
Begitulah hikmah yang bisa diambil dari filosofi sandal jepit. Sebuah alas kaki yang sama-sama berada di bawah. Sebuah lambang kesederhanaan yang menjadi bahan cacian bagi kaum milenial. Bayangkan saja tak sedikit sandal-sandal yang dijual dengan harga tinggi hanya sekadar untuk menjaga gengsi.
Gara-gara orang bilang bagus, keren akhirnya jadi lupa diri. Merasa status sosialnya meningkat. Kastanya berasa sudah setinggi raja. Hanya karena sandal mahal lalu merasa sombong sampai merendahkan yang jalan-jalan ke mall memakai sandal jepit. Hal seperti itu hampir mirip dengan gara-gara memakai ballpoint mahal dan bermerek, akhirnya kita jadi takut hilang, takut jatuh, takut dipinjam karena nanti cepat habis tintanya.
Ya. Hidup sederhana sekarang dianggap sebagai sebuah aib yang patut dicaci. Padahal belum tentu orang yang memiliki tampilan sederhana adalah orang miskin. Bahkan bisa jadi lebih kaya dari mereka yang mengedepanoan penampilan dengan hutang sana-sini. Semoga kita bisa belajar dari filosofi sandal jepit sebagai salah satu lambang kesederhanaan bukan kemiskinan!
Ya, sandal jepit. Kita yang memakai sandal jepit sering dibilang “orang yang sederhana” atau dibilang “orang kampungan”. Bagi orang yang memilki gengsi tinggi tentu akan merasa direndahkan dengan kata-kata itu. Dan selanjutnya yang terjadi adalah membeli sandal dengan harga yang fantastis dengan harga berkali-kali lipat.
Baca juga : Hidup Adalah Perjuangan!
Begitulah hikmah yang bisa diambil dari filosofi sandal jepit. Sebuah alas kaki yang sama-sama berada di bawah. Sebuah lambang kesederhanaan yang menjadi bahan cacian bagi kaum milenial. Bayangkan saja tak sedikit sandal-sandal yang dijual dengan harga tinggi hanya sekadar untuk menjaga gengsi.
Gara-gara orang bilang bagus, keren akhirnya jadi lupa diri. Merasa status sosialnya meningkat. Kastanya berasa sudah setinggi raja. Hanya karena sandal mahal lalu merasa sombong sampai merendahkan yang jalan-jalan ke mall memakai sandal jepit. Hal seperti itu hampir mirip dengan gara-gara memakai ballpoint mahal dan bermerek, akhirnya kita jadi takut hilang, takut jatuh, takut dipinjam karena nanti cepat habis tintanya.
Ya. Hidup sederhana sekarang dianggap sebagai sebuah aib yang patut dicaci. Padahal belum tentu orang yang memiliki tampilan sederhana adalah orang miskin. Bahkan bisa jadi lebih kaya dari mereka yang mengedepanoan penampilan dengan hutang sana-sini. Semoga kita bisa belajar dari filosofi sandal jepit sebagai salah satu lambang kesederhanaan bukan kemiskinan!
Semoga artikel ini bermanfaat.
0 Response to "Filosofi Sandal Jepit dan Kesederhanaan Hidup"
Post a Comment