Loading...

Inilah Kisah Yang Bisa Menampar Diri Kita Yang Kadang Belum Bersyukur

Ada sebuah kisah dari tiga orang yang akan menghadap raja. Masing-masing menempuh perjalanan jauh dengan mengendarai kuda. Di tengah perjalanan, mereka istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan menemui raja. Tidak lama kemudian, mereka tertidur. Dan betapa terkejutnya saat mereka bangun tidak melihat kuda mereka lagi. Tidak lama kemudian sang raja mengirimkan kuda baru untuk mereka lengkap dengan perbekalan.



Ketika kuda dan perbekalannya mereka terima, reaksi mereka berbeda-beda. Si A kaget dan berkomentar, “Wah, hebat sekali kuda ini. Bagus ototnya. Bekalnya juga banyak! Si A sibuk dengan kuda barunya tanpa bertanya “Kuda siapakah ini?”

Si B berbeda lagi responnya. Ia sangat gembira dengan kuda yang ada dan berkomentar, “Wah, ini kuda hebat!” kemudian ia berterima kasih kepada yang memberi. Sikap C beda lagi. Ia berkomentar, “Lho, ini bukan kuda saya. Kuda milik siapa ini?” Sang prajurit menjawab, “Ini kuda milik raja.”
Si C bertanya kembali, “Mengapa raja memberikan kuda ini?” Prajurit pun menjawab “Raja mengirim kuda ini agar engkau mudah bertemu dengan sang raja.” Dia gembira bukan karena bagusnya kuda. Dia gembira karena kuda dapat memudahkan dia dekat dengan sang raja.

Baca juga : Ternyata Ini Sebabnya, Kenapa Lantai Masjil Haram Tetap Sejuk Meski Cuaca Panas. Subhanallah


Nah, begitulah si A adalah contoh manusia yang kalau mendapatkan nikmat, ia lupa dengan pemberinya. Ia lupa bahwa harta yang telah diterimanya adalah titipan. Ketika ia diberi nikmat berupa mobil, motor, rumah, pekerjaan, dan kedudukan, ia sibuk dengan semua itu, tanpa sadar bahwa itu adalah titipan dari Allah.

Si B mungkin adalah model kebanyakan dari kita ketika memperoleh nikmat, ia senang, kemudian mengucap Alhamdulillah. Tetapi untuk menjadi ahli syukur tidak cukup hanya dengan ucapan. Ahli syukur adalah model si C, yang kalau diberi nikmat, dia berpikir bahwa nikmat ini adalah kendaraan yang dapat menjadi pendekat kepada Sang Pemberi Nikmat, Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ya, kita memang seringkali bersikap bahagia ketika nikmat itu datang pada diri kita, namun kadang lalai untuk bersyukur. Astaghfirullah hal adzim.

Sumber: Ahmad Rifa’i Rif’an. 2017. Ketika Tuhan Tak Lagi Dibutuhkan. Quanta: Jakarta

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Inilah Kisah Yang Bisa Menampar Diri Kita Yang Kadang Belum Bersyukur"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah 1

Loading...
Loading...